Friday 21 September 2018

rumus


Kontribusiku Bagi Indonesia

Oleh: Arliandy Pratama Arbad

Saya warga negara Indonesia yang menikmati fasilitas yang negara saya berikan dalam hal kesempatan mendapatkan beasiswa pendidikan tinggi di luar negeri melalui LPDP. Tentu saya harus bersyukur atas apa yang telah diberikan namun, ini menjadi sebuah tantangan bagi saya untuk berkontribusi bagi bangsa saya, Indonesia. Saya memutuskan untuk menjadi seorang ilmuwan melalui jalur akademisi. Hal ini telah saya sampaikan pada saat saya wawancara awal ketika saya meyakinkan dewan juri pada saat wawancara LPDP di Jogjakarta pada Februari tahun 2015 silam. Waktu itu saya mengatakan, “setelah lulus saya akan kembali ke Indonesia, di Lampung, membangun Indonesia dari tanah kelahiran”. Saya penuhi janji tersebut dengan menjadi pengajar di Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Lampung sebagai Dosen Program Studi Teknik Geomatika.

Pada saat saya berada di Jepang ada beberapa hal yang saya lakukan dan itu wujud kontribusi saya terhadap Indonesia, mengubah hal yang besar dari hal yang kecil. Saya masih memegang kendali penuh akan BukuTulis-Consulting (BT-Consulting), BT-Consulting adalah layanan edukasi yang bersifat bimbingan teknis bagi anak-anak SMA, perkuliahan S-1, dan umum dalam hal pelatihan karya tulis ilmiah, program proposal kreatifitas ilmiah, berbagi informasi mengenai seleksi mahasiswa berprestasi (Mawapres) dan mendapatkan beasiswa di dalam dan luar negeri. Melihat banyaknya peserta dan antusias dalam setiap programnya, BT-Consulting bekerjasama dengan beberapa orang lain nya yang disebut “Sahabat BT-Consulting”, mereka yang bersekolah di dalam dan di luar negeri, hingga sahabat dari pelbagai penjuru dunia baik warga negara Indonesia maupun asing. Tujuannya adalah berbagi informasi pendidikan tanpa batas. Namun, tentu saja saya mengalami hambatan, seperti penyesuaian waktu, banyaknya peserta dibandingkan tutor, hingga semangat yang naik dan turun. Akan tetapi BT-Consulting masih tetap berjalan hingga saat ini, dan saya terus merintis BT-Consulting agar bisa menjadi mitra pemerintah dalam berbagi ilmu pendidikan.

Sahabat BukuTulis

Berbagi cerita  keliling dunia dengan adik-adik Karang Taruna
Berbagai bersama SAHABAT BukuTulis Kec. Abung Semuli

Diawal tahun 2018 tepatnya bulan Mei, saya dan rekan Nelza, S.T., M.Sc dosen Institut Teknologi Indonesia melaksanakan pengabdian masyarakat ke Surabaya untuk melakukan pemetaan kawasan kumuh, pemberdayaan masyarakat kawasan kumuh  serta upaya membantu pemerintah kota Surabaya dalam mengawasi kegiatan KOTAKU atau kami sebut project COMPACT-ID (Collaborative Community Participatory Action Indonesia). Kegiatan ini merupaka buah seleksi dari kegiatan PEP dan targeted Action Alumni LPDP. Dan proposal pengabdian kami diterima oleh LPDP dengan waktu pengabdian sekitar satu tahun. Program ini telah berlangsung bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya, mahasiswa ITS, Mata Garuda Jawa Timur, NGO dan Arsitek Komunitas (ARKOM) di Surabaya.


FGD bersama ibu-ibu warba Wonokromo

Survey ke Warga kampung pinggir rel Wonokromo, Surabaya bersama teman-teman ARKOM

Dalam instansi pemerintahan, saya diminta untuk menjadi pemateri pada kegiatan E-Rekomtek Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, Kementerian PUPERA. Pada kegiatan ini saya mendesign layanan pelaporan secara online dan berkoordinat (WebGIS) bagi masyarakat penngguna untuk memanfaatkan kegiatan yang berkaitan dengan sungai. Pada Badan Pertanahan Nasional Wilayah Provinsi Lampung, saya berperan aktif alam berdiskusi mengenai perihal percepatan pemetaan bidang tanah di Provinsi Lampung. Tentu ini menjadi tantangan untuk saya dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam bidang pemetaan sistematis dengan ketelitian akurat berbiaya rendah yang telah saya dapatkan ketika bersekolah di Jepang, dan inilah bagian dari kontribusi ilmu pengetahun yang saya miliki.
Berdiskusi bersama Kepala Bidang Infrastruktur Pertanahan BPN Kanwil Lampung

Setelah memberikan bimbingan tekbis tentang aplikasi webGIS E-Rekomtek
Berdiskusi bersama kepala divisi pemeliharan BBWSMS

Saat ini saya dan rekan-rekan lainnya tengah mengelola sebuah yayasan pendidikan Al-Qur’an, saya berperan sebagai wakil ketua Yayasan Baitul Qur’an di Kabupaten Tulang Bawang. Yayasan ini terbuka untuk anak yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang MTS/SMP bebas tanpa biaya, kami menyediakan pakaian sekolahm, makan dan minum, peralatan sekolah, serta asrama tempat tinggal. Total saat ini ada 9 orang yang sedang melanjutkan sekolah di yayasan Baitul Qur’an Tulang Bawang. Dengan berdirinya yayasan ini, kami berharap agar kedepannya banyak pemimpin-pemimpin muda terlahir dengan kapabilitas yang seimbang antara akademik, sosial, agama dan moral. Perjalanan naik-turun mencari donasi agar terus berlangung kegiatan belajar mengajar menjadi perjalanan yang indah untuk menghiasi setiap senyum insan siswa yang bersekolah disana, hilang lah rasa lelah itu.
Yayasan Baitul Qur'an Tulang Bawang

Masjid

Ruang Kelas

Asrama, halaman serta tempat berkebun

Dalam kerjasama daerah, saya mengajak beberapa perangkat daerah setingkat Camat dan Bupati untuk bersama-sama membangun daerah yang lebih baik, pada tahun 2018 saya bekerjasama dengan Kecamatan Abung Selatan, Lampung Utara untuk melakukan pemetaan potensi desa di Kecamatan tersebut, sehingga perangkat Kecamatan mengetahui setiap sumber daya desa yang ada didalamnyya kedalam bentuk informasi geospasial untuk menentukan arah kebijakan-kebijakan bagi kemakmuran masyarakat desa setempat. Ini merupakan inisisasi pribadi, sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat. Ide ini disamput baik oleh camat Abung Selatan, Lampung Utara, Bp. Syahrullah. S.H., M.H dan telah dilaksanakan survey awal bersama pak Camat Abung Selatan.
Berama Camat Abung Selatan

Survey Potensi Desa

Pada kegiatan sosial saat ini satya tengah membangun komunitas ATAP SOSIAL, komunitas ini bergerak dalam ruang lingkup sosial kemasyarakatan. Saya mendirikan ATAP SOSIAL pada Februari 2018 atas dasar membangkitkan kembali gelora anak muda Lampung untuk berbagi kepada sesama. Kami menyelenggarakan kegiatan rutin yaitu Berbagi Nasi, kegiatan ini pun turut serta mengajak mahasiswa baik dari ITERA maupun UNILA. Setiap 3 bulan kami memberikan beasiswa kepada anak-anak sekolah dasar yang kurang mampu dalam bentuk peralatan sekolah, pakaian sekolah dan buku tulis. Semangat berbagi adalah landasan dalam kegiatan ATAP SOSIAL, melalui kegiatan ini saya secara pribadi memiliki mimpi yaitu mendirikan rumah makan bersubsidi bagi oran-orang yang membutuhkan. Jalan ini sedikit terbuka, ketika salah seorang kerabat dekat menawarkan tanah kosong miliknya untuk dibangun pendopo sosial atas ide rumah makan bersubsidi di Kota Bandar Lampung.
 
Penyerahan Beasiswa kepada anak-anak SDN 01 Sribasuki, Kotabumi
Berbagi Nasi Lampung Utara
Berbagi Nasi dengan sekretaris PWI Lampung Utara


Pada paragraf ini izinkan saya mencaritakan sedikit kontribusi secara akademik. Karena saya yakin Indonesia adalah negara yang berpotensi besar untuk dilakukan riset terutama dalam hal kebencanaan. Saya buktikan keyakinan itu dengan meraih beberapa penghargaan ilmiah diantaranya: (1) Best Student Award at 7th IJJSS, Chiba University Japan, (2) Best Paper Award at 2nd ICOIRS, (3) Best Paper Award at International Symposium on Remote Sensing, Japan yang diberikan oleh komite Remote Sensing Society of Japan. Dan yang terbaru pada tahun 2018 saya mendapat penghargaan atas penelitian saya oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Saat ini saya tengah mempersiapkan untuk merealisasikan Pusat Penelitian Mitigasi Bencana Alam di ITERA dengan beberapa dosen lintas prodi di ITERA. Tahap pembuatan proposal dan kerjasama telah dilakasanakan dengan menggandeng ITB, LIPI, Earth Observatory Singapore, Earthquake Research Institute, The University of Tokyo, PVMBG dan BNPB.


Akhir kata, saya tidak akan berhenti berkarya untuk Indonesia, hingga raga ini kembali menyatu dengan bumi. Sekali kembali, berkontribusi sampai mati.

Tuesday 5 July 2016

Never End Ramadhan

This ramadhan 1437H is 6th Ramadhan I didn't start begining of ramadhan with my family in hometown. Since 2011, some places has created good memory in my ramadhan journey. In 2011, this year is my first advantured where I spent lot of times in Semarang, Diponegoro University, as a new student (undergraduate) I had academic schedules and tasks are needed to finish as soon as possible. I'm not alone here, I found new family, we called Teknik Geodesy (Geodesy Engineering). By this ramadhan I got oppurtunity to prepare overseas study. Waru's street kept a lot of memories (My first place in Semarang when I was undergraduate student).

The Big Family of Geodesy Engineering 2010
In 2012, I stayed in Malaysia for a few days of ramadhan due to leadership training program almost near Eid (Lebaran) I'm not going back home. During this ramadhan I learned about how to survive in overseas, with difference background, but is not really hard because Malaysia as majority is Moslem, I can easily getting Halal foods. After finished the program I came back to Semarang, Mosqhue (Masjid) Kampus Undip is the best way to close with the creater. With some of friends we always went to Angkringan (mini shop which selling traditional foods) after Tarawih pray or we just went around Semarang to find inspiration. Most of the time Ardhy Ahadi and Mubey are accompanied me here.
Semarang Boy Band Show at Kualalumpur
In 2013, Bandung gave me good oppurtunities by Indonesian Institute of Science (LIPI) to do Pratical Work (Academic Course). I did little project with some researchers, Mr. Hananto, Mr. Bambang, Mr. Danny Hilman, Mr. Eko etc, they are always gave me inspiration about how to do research, how to open my mind with research. I processed GPS data to analyze Double Earthquake at Wharton Basin, Northern Sumatera island. I'm not alone, here with my good partner ever (Igus) we are together worked to finish this task within 2 months. Aldissain and Ankavisi they are my best friends too, they are accompanied me during story in Bandung created. Do you remember guys when we are took a photo infront of UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) we opened our t-shirt, it was crazy lol.

At Indonesia Institute of Science (LIPI) Geotechnical, Bandung
In 2014, Allah gave me the best gift in this ramadhan. I elected as candidates of Indonesian National Outstanding Student (Mawapres) by Dikti (Indonesian Ministry of Education), only 15 undergraduate students are invited as finalist from all University in Indonesia. Alhamdulillah, only that word could be described my feeling. Because I should prepared some documents and presentation. In this year, election will be held in Bali, even this election on ramadhan but is okay all going as well. Finally, 7th place for me. I know, to invite as finalist is not easy, Undip need a few years to pass their student in this event. Sometimes our University not selected as finalist. After the event finished, I also got 2 invitations conference as speaker in South Korea. Yes, this ramadhan used for preparing Mawapres Nasional and trip to Seoul, South Korea. Thankyou Chusna Meimuna to stay close with me to help everything at the moment.
National Outstanding Students 2014, Kuta-Bali.
With Rector of Diponegoro University, Prof. Soedarto
 (Giving the certificate from Ministry of Education to him)
The theme in 2015 is "Bandung I come back". In this ramadhan I has graduated from Diponegoro University. Why I made the story in Bandung? Because in this ramadhan I got scholarship from LPDP (Indonesia Endowment Fund for Education/Ministry of finance) to continue my overseas Master study. Before study overseas I should followed training by LPDP, and the location of training is in Bandung. This ramadhan I prepared for applying Universities, they are Delft, Caltech and Tokyo University. It will not explaining here please refer to arliandyarbad.blogspot.com for more details. Finally God gave me Tokyo University, this is the best way from Allah, he know me so well thankyou ya Allah for the good gift in this ramadhan. hankyou Syahabatz awardee of LPDP in Bandung, Plesiran. You are rock guys!

We are preparing English before overseas Study
Tokyo-Japan 2015
In 2016, my first ramadhan in Tokyo, Japan. It was excellent oppurtunity for me caused all the things are difference, almost 17 hours fasting in Tokyo starting from 2.33 a.m for fajr to 07.00 p.m (maghrib). Tokyo Camii' is the biggest mosque in Tokyo established by Turkish and also good place to brake the fasting with their delicious foods. In this ramadhan I found new lovely family in Remote Sensing for Environment and Disaster Lab belonging to Prof. Wataru Takeuchi, PPI Todai (Indonesian Student Association), Moslem Community in Todai, thanks to Yosuke sensei in ERI who help me to undestand of Volcano, and Civil Engineering Classmates are also family was found during this story created, sometimes we are broke our fasting together, shared to each other. And always happy to face the life particularly in Takeuchi Lab, all members are very kind and warm person. For example, yesterday we had lab welcoming party for Prof. Shi from China and Farewell party for Rui and Seina, they will study overseas in Singapore (Rui, for Master program in NUS) and Australia (Seina, 6months for Master student exchange) and the party starting from 7 after Muslim members brake fasting, thankyou Takeuchi sensei for oppurtunities and challenges in your lab. And of course, this year I will do Lebaran days in Tokyo, far from my hometown. And you will find the details story of Lebaran in the other episode.

Lab Party July 4th, 2016.
Finally, there is no good word to close these stories. All the ways has created, as human we just need to follow the good ways. Doing the best, giving to each other, and always thanksfull for all the things we have. Hopefully Allah give next ramadhan for us, to encourage our capacity becoming a good human.

Saturday 30 August 2014

Kertas Lusuh Disudut Kamar, Hingga Mimpi Untuk Indonesiaku.

Jika harus kembali ku ingat, maka banyak sekali ucapan terimakasih yang harus terucap selama perjalanan dalam mewujudkan mimpi selama kuliah S1 di Universitas Diponegoro, salah satunya maskapai yang menjadi menu andalan yang sekaligus pilihan favorit mahasiswa yaitu AirAsia, yang kemudian mengubah khayalan diatas kertas yag kutempelkan didinding kamar kos menjadi kenyataan yang harus ku kejar dan segera untuk dituntaskan.


Perjalanan itu ku mulai dari delegasi mahasiswa Fakultas Teknik untuk EDMAT-34 di Universiti of Malaya, Kualalumpur hingga menjadi Mahasiswa Berprestasi 1 Universitas Diponegoro dan Mahasiswa Berprestasi 7 tingkat Nasional se-Indonesia. Ditengah krisis kepercayaan diri para mahasiswa aku bergerak untuk maju dan terus berfikir “bagaimana aku bisa prestasi” tanpa uang, jauh dari fasilitas sekolahku dulu yang minim, hingga statusku sebagai seorang anak rantau. Tepatnya di bulan Juni 2012 aku untuk mengikuti seleksi pertukaran pelajar mahasiswa Fakultas Teknik Undip dan akhirnya pada bulan Juli aku dinyatakan sebagai salah seorang delegasi EDMAT-34 di Universiti of Malaya, yang diikuti oleh Mahasiswa se Asia.

Aku (kiri) beserta 3 orang teman delegasiku dari Undip

Sungguh terasa pengalaman yang amat sangat berharga, terlebih kami berhasil mendapat predikat terbaik disana.

Aku berdiri no.5 dari  kiri, diapit temanku Janani (India) dan Hao (China)

Tidak hanya berhenti di Edmat-34, diawal tahun 2013 aku kembali terbang dengan AirAsia menuju Penang, dimana pesta Science dan Olimpiade tingkat International di gelar disana, aku yang menjadi bagian delegasi Indonesia yang diseleksi nasional oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Aku yang menjadi wakil Undip (red: Universitas Diponegoro) kala itu menjadi satu kontingen dengan Universitas Lainnya ada yang berasal dari UGM, ITS bahkan Brawijaya. Saat itu kami terbang dengan menggunakan AirAsia dimana semua tiket dan reservasi telah disiapkan oleh LIPI baik tiket pulang dan pergi. Sesampainya di Penang, kami disambut oleh Konjen (Konsulat Jendral) Penang dan diantarkan menuju Perlis dimana lokasi I-Envex (International Engineering Innovation and Invention Exhibition-2013) dilaksanakan.

Aku (kiri) mendapat double achievement yaitu medali perak dan trophy best of the best

Saat itu judul penelitian yang kubawakan berkaitan erat dengan konflik di antara Indonesia dengan negara tetangga yakni tentang pentingnya memhami dan menjaga batas maritim NKRI. Terlepas dari semua itu, kami percaya Indonesia akan terus menjadi negara yang besar dan ditakuti di dunia jika sebagai generasi muda tetap terus berkontribusi untuk bangsa dan negaranya, karena proses  ini bukan hanya mengubah hidup seseorang melainkan juga tentang martabat bangsa dimata dunia. Yang pada malam puncak inagurasi akhirnya bendera Indonesia bisa dikabarkan.

Berlanjut di Thailand, Taiwan Hingga Australia perjalanan prestatif ini terus bergulis dan AirAsia senantiasa menjadi bagian yang mengantarkan perjalanan ini untuk mewujudkan mimpi yang tertulis diatas kertas yang tertempel lusuh didinding kamar kos.

Berfoto di KBRI Bangkok bersama selah seorang bapak di Atase Pensosbud, sebelum bertolak menuju Australia.

Perjalanan dibangkok menginsyaratkan kami untuk terus melakukan riset, tentang kepedulian kami sebagai generasi muda terhadap virus HIV/Aids, kami berusah menganalisa tingkat kualitas hidup penderita di tiga negara (Indonesia, Malaysia, dan Thailand) yang kemudian di tulis menjadi satu kesatuan Jurnal dari disiplin ilmu yang berbeda, termasuk aku yang menganalisa persebaran tingkat HIV/Aids kedalam bentuk visual peta sebagai informasi geospasial bagi masyarakat umum.

Kegigihan tim kami dalam meriset kembali mengantarkanku untuk bertolak ke Australia memaparkan hasil riset yang telah kami tulis dalam bentuk Jurnal HIV Australian Medicine Oktober 2013. Saat itulah AirAsia kembali menjadi teman yang mengantarkan kami menuju negeri Kanguru itu, membawa kami pada stasiun perhentian mimpi berikutnya.

Berfoto bersama Meilina Xie dan Natalia, kecerian didalam AirAsia yang mengantarkan kami menjemput mimpi

Kini dan saat ini, terus saja ku goreskan mimpi dan cita-cita itu diatas kertas lusuh yang meski telah usang termakan oleh zaman dan waktu yang silih berganti. Aku percaya setiap orang bisa terbang meraih mimpinya meski harus menumpuh jarak dan menembus ruang serta waktu. Itulah yang membuatku yakin untuk kembali menjadi presenter research di Korea Selatan pada tanggal 22-23 Agustus. Lagi, kini kupercayai AirAsia sebagai sahabat bijak untuk mengantarkan ku kembali menggapai asa yang bertebaran di angkasa, untuk segera dikumpulkan menjadi serangkaian kisah yang menginspirasi banyak orang.

Sesaat setelah melakukan Issued Ticket di Counter AirAsia Semarang, Komplek Pertokoan Simpang Lima, AirAsia T.O.P

Tak terasa mimpi-mimpi yang dulu ku tuliskan, saat awal kuliah dimana untuk pertama kalinya menginjakkan kaki ini di dunia yang semakin bersaing, yang juga semakin membuatku untuk terus melangkah, berlari bahkan harus tertatih dengan penuh semangat nan peluh untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi ini.Tak terasa mimpi-mimpi yang dulu ku tuliskan, saat awal kuliah dimana untuk pertama kalinya menginjakkan kaki ini di dunia yang semakin bersaing, yang juga semakin membuatku untuk terus melangkah, berlari bahkan harus tertatih dengan penuh semangat nan peluh untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi ini.

Kaist University di Daejon, South Korea

Rasa percaya diri itulah kembali mengantarkanku untuk menjemput mimpi-mimpi yang telah ku rajut dulu, dan kini kembali kupeluk mimpi itu bersama AirAsia. Yang telah membawaku menuju Seoul, Korea Selatan untuk kembali mempresentasikan hasil penelitianku di Kaist University di Daejon, Korea Selatan dan bisa berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul.

Berkunjung ke Kedubes RI di Seoul

Semua kisah ini terangkai menjadi satu kesatuan cerita yang luarbiasa untuk dibagikan. Awal yang tak pernah ku duga, seorang anak dari utara Provinsi Lampung, tepatnya desa Kelapa VII Kotabumi, Lampung Utara yang kini menjadi mahasiswa terbaik di Universitasnya. Kisah yang menjadi pengingatku untuk terus berkarya dan berbagi dari kertas lusuh yang berada disudut kamar.

Saat akan kembali ke Indonesia, Inceon-Seoul (Korea) menuju KLIA (Malaysia)

Saat berada didalam pesawat Airasia A330-300 menuju KLIA, sebelum Take Off

Semoga ada cerita selanjutnya bersama AirAsia, bisa untuk kembali terbang menuju kota-kota impian, baik itu ke Nepal, Penang dengan kisah romantisme prestatifnya, maupun Bali dengan pesona alam dan tradisinya yang luarbiasa.

Terimakasih AirAsia, terimakasih untuk pengalaman dan rangkaian cerita selama ini.Terimakasih AirAsia, terimakasih untuk pengalaman dan rangkaian cerita selama ini.

Kisah inspiratif ini tak terlepas bersama Airasia yang senantiasa konsisten mengajak setiap orang bisa untuk terbang (Now Everyone Can Fly) dan mewujudkan impianku dalam merubah perjalanan hidupku. Terimakasih AirAsia, terimakasih telah membantu mewujudkan mimpi di kertas lusuh disudut kamar, untuk Indonesiaku.

Monday 11 November 2013

Pemimpin Kampus

Tidak berlebihan jika saya menuliskan cerita singkat ini hanya untuk mengapresiasi para pemimpin-pemimpin muda saat ini terkhusus di Almamater tercinta Universitas Diponegoro Semarang. Baiklah saya akan menceritakan sedikit betapa luar biasanya mereka dalam mengemban amanah, tugas, tanggung jawab, serta kepercayaan yang telah diberikan dari warga Universitas, mulai dari level Jurusan (HMJ), Fakultas, bahkan setaraf Universitas. Demikian untuk memimpin roda pemerintahan kampus layaknya pemerintahan sungguhan dikalangan elit politik bangsa ini.

Saya perkenalkan singkat saja mereka yang memimpin Jurusan (Ketua HMJ), yang memimpin Fakultas (Ketua BEM, Ketua Biro dan Ketua Senat Fakultas), serta di Universitas (Ketua BEMKM, Ketua UKM, Ketua Senat KM) mungkin anda sedikit bisa membayangkan layaknya pemerintah daerah, provinsi dan pusat.

[PENGALAMAN] saya hanya bercerita tentang pengalaman yang pernah saya alami baik itu buruk, sedih maupun suka cita sekalipun, karena semua itu adalah sebuah proses yang harus dilalui dan memang sebuah pilihan apakah keputusan yang diambil tepat ataupun kurang tepat, lagi-lagi terkait sebuah keputusan. Para pemimpin muda inilah yang kurang diapresiasi, terlebih banyak dari “mereka” yang selalu menuntut tetapi tidak mau berkontribusi bahkan mereka enggan untuk “merubah” yang kurang baik tadi menjadi yang baik. Sebenarnya terkait apresiasi, para pemimpin tidak membutuhkannya yang mereka butuhkan hanyalah pengertian dan saling memaklumi karena pemimpin ini masih dalam lingkup (mahasiswa) yang setiap kerjanya dan karyanya tak lebih hanya imbalan berupa ucapan terimakasih dan “makan-makan” (saya tidak tau jika ada yang lebih diluar itu semua).

[JANGAN EGOIS] Kawan, sekarang kita balikkan fakta yang ada jika kita pernah merasa dikecewakan oleh pemimpin, merasa disakiti hatinya karena sms yang dibalas telat dikirim atau gagal, merasa lebih rendah dari pemimpin karena MUNGKIN mereka berbicara sedikit bahasanya lebih formal dari anda dan anda menganggap mereka merendahkan anda, kita selalu berfikir mereka hanya mementingkan popularitas dibandingkan hasil dari kinerjanya selama memimpin, terlihat seerti orang sibuk sehingga anda sulit untuk berkomunikasi atau bahkan mengobrol biasa.

TAPI, cobalah anda sekalian berusaha untuk “MENGERTI” kalau saja *mereka (*Para Pemimpin) tidak tidur untuk memikirkan kepentingan orang banyak, bukan untuk dirinya, Ia sakit tapi tetap saja menyembunyikannya didalam senyum, batinnya mengiba saat kalian tidur Ia sedang belajar karena matakuliahnya yang tertinggal, Ia memikirkan strategi agar bisa menjadi Insan yang lebih baik dan maju bersama, Ia memikirkan bagaimana Universitas ini mampu bersaing dengan Universitas lainnya, Ia selalu berusaha menjadi contoh yang baik, berusaha untuk datang kuliah sama seperti anda, berusaha memimpin rapat yang baik saat teman lainnya sedang asik berleha-leha dikos, berusaha sabar saat Ia mengirim pesan dan anda belum membalasnya, berusaha tegar meski waktunya dihabiskan lebih banyak, meski waktu tidurnya lebis sedikit, berusaha memberikan yang terbaik agar anda TIDAK MALU saat ditanya siapa pemimpin anda, Ia hanya ingin mendengar “itu pemimpin saya, Ia yang selalu tersenyum meski pahit mengelilinginya” karena Ia yang mampu menyembunyikan rasa pahit itu, Ia yang mampu santai didepan anda, jangan pikir Ia kekurangan kerjaan, lihatlah lagi bagaimana dirinya bisa berprestasi, bagaimana Ia bisa menaklukan kompetitior di ajang nasional dan Internasional, inilah yang menjadi PERENUNGAN kapan Ia buat Karya, kapan Ia tidur, kapan Ia belajar, kapan Ia senang-senang, kapan Ia mengeluh, kapan Ia praktikum, kapan Ia istirahat leha-leha dikosnya, kapan Ia berolahraga, kapan Ia harus makan, kapan Ia harus nongkrong, kapan Ia membuat paspor dan Visa, kapan Ia harus mengajukan proposal. PERNAHKAH anda menanyakannya !!! Anda tahu siapa yang membuat program Informasi Beasiswa agar cepat terserap Infonya, berusaha audiensi agar uang kuliah anda tidak mahal, berusaha agar anda mengetahui VISI universitas, berusaha membuat anda kompak, berusaha membuat anda mudah dalam system pendanaan dan pendelegasian, berusaha untuk cerdas bersama,  yah Sudahlah, kita memang egois.

Kalau saja kita menyadari hal ini sejak lama, maka jangan pernah menganggap orang lain dengan pandangan negative saja kenapa kita tidak mau belajar dari kebanyakan. Semoga tulisan singkat ini menyadarkan saya untuk selalu menghargai orang lain. Kita tidak pernah mengetahui rezeki, jika kita bersyukur.

Hukum Tuhan berkerja maha Sempurna, Tuhan tidak pernah tertidur atau terlewatkan sedetik saja Ia yang maha besar dan maha kuasa, terkadang kita saja yang lalai saat hukum Tuhan sedang bekerja. Dikutip dari nasihat pak “Arsana”.

Akhir kata pemimpin hanya ingin orang lain dapat menjadi lebih baik melalui program dan kebijakan serta keputusannya untuk berjalan dan maju bersama. Hanya saja mungkin system yang kurang baik, dikarenakan komunikasi. Cobalah untuk saling menghargai dan mengerti, dan betapa bangganya Anda saat berdiri bersama Pemimpin Anda memegang Juara secara bersama (Juara kehidupan dalam arah yang jauh lebih baik). Saya yakin saat pemimpin anda diakui orang lain sebagai pemimpin yang baik (yang punya karya, yang IPK nya bagus, yang selalu berbagi kisah Ilmu dan Kisah inspiratifnya) Anda jangan malu untuk mengakui ITU PEMIMPIN dan TEMAN SAYA :)

Tuesday 15 October 2013

Terkadang jalan ini tak harus dilalui sendiri

Saya lemparkan pemikiran jauh hari kebelakang agar dapat menahan waktu yang berjalan dengan cepat atau seminimal ia berlalu perlahan untuk suatu bingkisan dari perjalanan yang terkadang "abu-abu".

Tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi di waktu mendatang, banyak dari mereka yang beranggapan apa yang dilakukan hari ini adalah buah proses yang akan dipetik diwaktu mendatang. mungkin pernyataan  itu dianggap benar bagi sebgaian orang atau ada saja alasan dari sebagian orang lainnya yang tidak menyetujuinya (alasan adalah bagi mereka yang kurang optimis) bagi saya ini adalah pilihan, siapapun kita saya rasa usaha dan do'a adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Perkuliahan selama 6 semester kebelakang adalah evaluasi, dan ini berada dipuncak perkuliahan di semester 7 dan akan memasuki semester 8 (Final). Kembali jauh kebelakang tentang kertas biru muda bertuliskan tinta bold biru tua "Alhamdulillah Juli 2014 saya wisuda" (Amin). ini bukan masalah perkuliahan, organisasi, prestasi, ataupun akademis tapi, ini lebih kepada .........."



Coming Soon.... Waiting about full story contact me @arliandyarbad :)

Saturday 10 August 2013

Hadiah Terindah di I-Envex 2013

Bis KKL (Kuliah Kerja Lapangan) yang malam itu baru saja terparkir di halaman sebuah toko souvenir khas Lombok yang terletak di pusat kota pulau Lombok. Aku yang duduk dibagian tepi kanan bagian belakang bus sedang asyik dengan browsing melalui telpon genggam, terpikir iseng untuk membuka email yahoo yang ternyata berisi pesan yang cukup penting, sebenarnya nggak begitu juga sih hanya saja berisikan pesan yang sedikit mendesak dari seorang pegawai LIPI bagian BKPI (sebut saja Mas Wawan), silahkan buka web LIPI untuk memahami BKPI itu sendiri.

Sebagai Pendahuluan, ini adalah LIPI Tim 2013

Email tersebut berisikan
“dear all winner of PPRI 11, tolong isi form dibawah ini dengan lengkap beserta mengirmkan rangkuman dalam bahasa inggris untuk dimajukan sebagain peserta i-Envex 2013”

Sontak saja saya terkejut ini masih hari liburan ku dengan teman-teman seangkatan terlebih masih ada Bali yang merupakan destinasi selanjutnya. Lantas saya berusaha untuk menelpon yang bersangkutan untuk meminta keringanan. Alhasil ini membuahkan berita baik, ternyata masih sang penyurat elektronik bersedia untuk menunggu sampai selesai KKL dan mempersiapkan semuanya di Semarang.

di boot Penelitian menunggu visitors haha..

Pikiran masih saja bercampur aduk antara liburan, undangan i-Envex, serta dua undangan lainnya untuk AISC di Taiwan dan Research Mix di Thailand (Undangan, karena memang presenter diberikan undangan. Undangannya di scan dikirimkan oleh committee melalui surat elektronik). Nah pikiran udah mulai kemana-mana nih, bingung mau mulai dari mana, *butuh ainun* yang bisa mengingatkan hehe baca Diponegoro mencari ainun di cerita yang lainnya. Karena memang banyak sekali yang disyaratkan oleh sang penyurat elektronik maka satu per satu pun harus dikerjakan diantaranya Resume dalam bahasa Inggris, prototype, Poster penelitian, brosur penelitian, sampai souvenir khas daerah pun disuruh dibawa, karena deadline keberangkatan yang dimajukan dari jadwal semula dipercepat 2 minggu (karena Mly kala itu akan melangsungkan Pemira). Oh iya, i-Envex di tahun 2013 diselenggarakan di Penang tepatnya di University of Malaysia Perlis, Malaysia.

Singkat cerita H-1 Minggu semua hampir selesai jika ditafsir dengan skala 100% saya berada di posisi 85%, nah persiapan nya cukup banyak seperti yang saya sebutkan diatas sampai yang paling sulit adalah membuat model peta 3D untuk membuat lustrasi batas maritime, judul penelitianku terkait dengan “Batas Maritim Indonesia dan dunia dari pengaruh muka air di tiap Negara yang bersangkutan” ini aku buat dari bubur-bubur kertas yang dihaluskan tentu cara ini mungkin pernah rekan lakukan ketika SD atau SMP nah cara ini mungkin salah satunya yang mengantarkan saya mendapat Best Award untuk Kategori Social Science dan Medali Silver untuk kategori OverAll, serta hal yang tidak saya lupakan juga adalah menjadi duta visit Jateng untuk memperkenalkan budaya lokal di Internasional event yang menyebarkan PIN, Stiker, Buku, promotion Leaflet serta mascot Sipodang dari Jateng, baca “bagaimana saya menjadi duta” di bagian lain cerita di blog yang ditulis.

Ini sewaktu minta souvenir khas Semarangan, with head of promotion and event Pemkot Semarang

Minggu, sore itu saya berangkat dengan sedikit terburu-buru karena FST siang itu ada acara riset dan sudah ditunggu mobil bus yang akan membawa saya dari Banyumanik menuju Pulogadung. Semalaman diatas bis akhirnya subuh pukul 05 dini hari saya tiba di terminal pulogadung, kala itu saya tidak mau ambil pusing lantas saja saya langsung naik taksi mengingat barang bawaan yang banyak dengan satu koper ukuran sedang, tas berisi laptop dan kamera serta tabung yang berisikan peta-peta dan poster. Didalam taksi terjadilah obrolan hangat yang ngalur ngidul, mungkin saya yang masih lelah atau si pak sopir yang bersemangat sekali pagi itu. Akhirnya setengah jam berlalu sampai juga di Jalan gatot subroto jakpus di kantor utama LIPI, Jakarta. Pagi itu langsung saja saya menuju lantai 5 dimana pukul 05.30 pagi masih begitu sepi suasana kantor. Akan tetapi ada beberapa pegawai yang sudah hadir, wow banget. Setelah ditawarka minum saya memilih kopi susu, tak lama pesanan sampai diatas meja tepat didalam ruangan terdahulu dimana ruangan tersebut tempat saya berjuang menjadi juara II nasional PPRI-11 LIPI 2012 silam, Baca perjuangannya dilain cerita dalam blog ini.

Silver Prize, dapet 2 penghargaan euuy...

LIPI memberangkatkan 5 tim, 2 tim dari UGM Rocky dan mas Siddig, 1 tim UB Mba Nissa’, 1 tim UKWM Surabaya yang terdiri dari 2 orang Farrel dan Reinard, serta 1 tim dari Undip yang kece abis yaitu GUE. Pagi itu saya yang masih sendiri disusul oleh mas Siddig FMipa Kimia UGM 08, lalu Rocky F.Biologi UGM 09 lalu dating Farrel dan Reinard dari Teknik Kimia 10, mba Nissa langsung nunggu di Bandara Soehatt dengan alasan Ia naik pesawat pagi dari Malang (Padahal Paspor nya si Mba Nissa belum jadi hehe *Serius lho*). Akhirnya kita semua berangkat dan berkumpul di terminal 3 soehatt dengan mas Wawan sebagai official team dan kami 5 tim berisikan6 orang terbang dengan tujuan CGK-PNG.

Pada laper, di Penang International Airport

Saturday 11 May 2013

Second Time "Twins Tower" and Wellcome to Singapore


Tepat tanggal 23 Januari 2013 blm sebulan lalu (dari terbitnya tulisan ini) aku dan anggota TIM ku yang sungguh luar biasa (Gue, Ardhy, Ubey, Igus dan Gita), gita yang semula masuk dalam sekuat tapi tidak ikut dalam acara yang luarbiasa ini, its okay she hav reason for not following. Jauh sebelum pagi itu kami sudah menyepakati untuk berangkat dan membela Timnas Undip menuju Malaysia dan Singapura.
My Team (si Manager, Ardhy, Gue, Igus dan Mas Ubey)

Mimpi itu berawal ketika aku membuka email pagi itu (Forgot the date) and then, aku buka dan baca dengan mata setengah ngantuk sekitar pukulk 08.00 pagi. Terkejut bukan ketika aku berhasil di Undang dalam 3 acara sekaligu. Wah seruuu nih pikir dalam hati. Tapi apa iya aku akan berangkat sendirian ? tanyaku dalam hati. Pikirku ah santai saja toh masih cukup lama.

Wednesday 12 December 2012

Ini Aku Tuliskan, "Isyarat Hati"

"Bingung dengan apa yang akan aku kerjakan, apa yang akan aku perbuat ?". Mungkin bukan aku saja yang merasakan hal ini, banyak bahkan ribuan orang atau setiap orang pun pernah merasakannya. Lagi-lagi aku dihampiri rasa yang membuatku aku harus terdiam, harus memejamkan mata dan harus meninggalkan semuanya, melihat sisi lain dari sebuah kehidupan dan mulai merenunginnya kembali. ntah apa yang membuatku kini gelugup dan gemetar isi hatiku, sampai-sampai air mata ini hampir terjatuh, padahal sebelumnya jarang sekali aku menangis, seingatku saat aku Mahasiswa baru [Kehilangan laptop :'(] tapi kali ini aku merasakan seperti ada yang kurang dan tak seperti biasanya. seolah ini mengisyaratkan bahwasannya aku harus menuruti kata "Melankolis" hatiku saat itu, untuk menangis, merenung dan melihat lagi dosa apa yang telah aku perbuat hingga raga ini lemas dan ingin sekali menitihkan air mata.

Untuk memotivasi diri sendiripun seolah aku lemah dan tak berdaya, "Bagaimana aku esok untuk kuliahku, tugasku, amanahku dan menatap orang-orang besar jika aku sendiri saja seperti ini, seperti kapal yang terombang-ambing ditengah ombak lautan" dalam hati kecilku. Lantas aku belum menyadari apa yang membuatku seperti ini dan harus bagaimana jika aku seperti ini !. "Biarlah waktu yang akan menghapus kegundahan dan kerisauan ini" menurut akal ku saat itu. Terbayang dan teringat lagi, dan semakin dalam lagi, bahkan dan mungkin ini yang untuk ke sekian kalinya, entah karena aku yang terlalu berharap dalam mengajar sang mentari atau justru aku yang tidak mawas diri dengan berkaca pada diriku sendiri ! "Siapa, bagaimana dan punya apa saya ?" tanyaku. Kata-kata singkat inilah yang menuntuku menemukan seberkas cahaya dihatiku, hingga aku kembali bertanya "siapa aku ? aku mungkin hanya sebagian orang yang sangat kecil, yang tak berdaya, yang egois, yang tak punya hati, yang selalu ingin menang sendiri atau aku sering berbuat dosa akibat kelalaian dan kecerobohanku. Bagaimana ? jelas ini mengisahkan bagaimana keegoanku untuk mimpi-mimpiku, bagaimana aku yang selalu malas, yang selalu membuat susah bahkan sering menyakiti orang lain, atau pernah mengecewakan dan mengingkari. Apa yang aku punya ? sudah mungkin kalimat ini akan menghukum dan menghujam karena betapa kecilnya aku dihadapan-Mu Tuhan, betapa miskinnya hati ini untuk berbagi, betapa luasnya samudera-Mu yang tak sebading dengan luasnya hatiku, yang betapa tinggi langit citaan-Nya yang aku sadari tak setinnggi itu mimpiku. Sudahlah, aku merasa semakin terpojokan saja dan semain membuatku berada dipinggiran tebing yang curam.

Andai tulisan ini setenar "ayat-ayat cinta, ketika cinta bertasbih, sang pemimpi atau laskar  pelangi" semua hanya harapan mungkin akan ku ceritakan kelak apa yang aku tulis, agar mengerti ini untuk apa ?. Kegundahan yang menuntunku untuk kembali tersenyum, tak khayal jika memang benar salah seorang sahabatlah yang kadang mengingatkan, disaat kondisi terpuruk, jauh dari orang tua, permasalahan akademis, bahkan permasalahan hati yang terkadang menjadi permasalahan yang paling besar dan rumit. Isyarat hati memang lekat dengan bagaimana hati menyentuh semua permasalahan, ketenangan dan kedamaian jiwa merupakan kebahagian yang mendatangkan senyum. seperti tak kehabisan akal seolah aku ingin terus menuliskan apa yang sebenarnya terjadi kedalam tinta-tinta warna diatas kertas putih yang bersih, yang mewakili perasaanku saat itu, entah warna hitam yang membuatku nyaman atau warna lainyalah dalam ilmu psikologi sekalipun yang membuat perasaanku semakin menepi menuju tebing yang amat tinggi.

Tepat petang hari, aku lihat lagi Handphone yang masih terlihat ada pesan masuk didalamnya. aku biarkan dan terus saja aku duduk diatas sajadah yang mengarah ke barat disamping pintu kamar kosku, matahari akan pergi sejenak tenggelam dalam kegelapan dan aku masih saja bertanya-tanya pada hatiku. Sampai saat adzan maghrib terdengar barulah aku beranjak dari tempat itu dan kembali membasuh muka dengan air wudlu, menyadari apa yang baru saja aku renungi seolah tak ada yang kuhasilkan dari tempat duduk ku semula. Sampai aku duduk lagi setelah sholat dan berdo'a memohon kepada sang pencipta Allah SWT untuk membuka hati dan fikiranku agar dapat berfikir dan meninggalkan khayalan-khayalan kosong yang semakin membuatku tersudutkan. Kini aku berhadapan dengan Pedoman-Ku "Al-Qur'an" , Kubaca meski dengan nada sedikit kecil dan ada air yang menetes disudut kecil mataku. “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Mahapengampun lagi Mahamensyukuri.” [Faathir: 29-30]. Ya tuhan begitu banyak kesalahn yang aku perbuat.

Firasat ini menandakan aku harus segera meninggalkan kejenuhan ini, lagi-lagi aku belum bisa untuk segera bangkit dari tempat duduk ini bahakan aku merebahkan badan dan kembali mengingat-ingat apa sebenarnya mau hati ini ? aku putuskan untuk segera keluar disabtu malam yang tak ada arah ini, ingin sekali aku lukiskan isi hatiku dengan pensil-pensil warna, tapi aku tidak bisa ! aku hanya ingin menuliskannya saja. ingin aku ceritakan kembali apa yang sedang aku alami. Namun, ini semakin membuat tanganku gemetar saat ingin aku jabarkan satu per satu makna yang tersirat, makna yang aku sendiri tidak mengetahuinya, semakin saja ini memperparah keadaan dan semakin membuat perahu ini berlayar tanpa arah yang tak kunjung menjumpai pelabuhannya. Seakan aku berjalan dan bekerja dalam mimpi yang aku sendiri belum mau terbangun dari mimpi ini, ingin lebih menyendiri, ingin lebih terlelap sampai waktu yang aku sendiri tidak ingin menentukannya.

Angka sudah menunjukkan pukul 08 diminggu pagi yang sudah sepi, saat itu tinggal aku sendiri yang masih saja enggan mau beraktifitas. Ku buka lagi laptop dan masih ada file-file paper dan tulisan ilmiah yang saat itu seketika langsung saja aku close file tersebut dan membuka browser yang langsung kutujukan pada halaman surat elektronikku "E-Mail", nyaris tidak ada pemberitahuan yang berarti hanya ada Spam yang masuk, kutinggalkan dan segera aku merebahkan badanku lagi, sejenak berfikir aku harus konsisten dengan tujuan awalku, dengan semua mimpi-mimpi besarku, lalu dengan sedikit berat hati aku memutuskan untuk mandi dan bergegas keluar kos untuk menyelesaikan semua urusanku di hari minggu yang cerah. Seolah matahari menyapa dengn senyumnya tapi tak ku hiraukan apalagi akan ku balas, sepertinya tidak dulu. Bahkan sang mentari kembali mengajakku untuk bercanda tapi aku tetap tak mau dan terus saja aku memikirkan apa yang seharusnya aku perbuat, atau haruskah aku ceritakan semuanya ? tapi pada siapa wahai sang mentari ? "sapaku dalam hati".

Niat untuk kekampus pagi ini kesampaian, meski dengan rasa berat hati tetap saja aku memutuskan untuk berangkat meski awalnya akan jalan kaki tanpa disengaja bertemu dengan teman yang hendak berpergian, tentu Ia melewati kampus Undip Tembalang meski harus mengantarku ke Geodesi yang masih satu gedung kuliah bersama dengan Perkapalan, Siskom dan Lingkungan. Tetap ku hiraukan tak mengajak untuk ngobrol lebih, meski beberapa teman menyapa bahkan menanyakan "ada kegiatan apa ? ngapain ?  dll" itu pertanyaan yang hanya kulalui dengan senyum. Entahlah apa yang akan aku kerjakan, lalu aku buka kembali laptopku, aku buka lagi file-file yang berisi barisan kata-kata yan sulit dimengerti orang awam diluar geodesi seperti "datum vertikal, tide gauge, remote sensing, oill spil dll". tiba-tiba seorang lainnya menyapaku "Hei, sendirian aja ? lagi sibuk ngapain ?" jelas aku malas untuk berkomentar lebih, yah aku jawab seadanya dengan senyum kecil disudut bibirku, dan lalu begitu saja. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan kampus lantai 3 GKB dan kembali mengikuti instruksi dari ponsel genggam yang menuntunku untuk berjalan menuju lokasi yang menurutku aku akan menemukan kebahagiaan atau setidaknya bisa membuatku kembali tenang dan seminimal dapat melepas penat. Dan nampaknya aku menemukannya "disini" ya disini tempat yang membuatku kembali bisa tertawa dan tersenyum.

Inilah senyum yang aku rasa ketika aku menemukan tempat yang mungkin itu bukan tempat seperti biasanya, diisi dengan orang yang seadanya, tapi disini. Yang dulu tempat ini sering aku singgahi yang tidak punya kenangan berarti, bahkan menyeramkan jika aku kembali mengingat untuk dihakimi beberapa pertanyaan mengenai wawasan dunia oleh dari beberapa kenalan ku. Aku merasa sirna sudah gelap yang sempat memayungi hariku, saat aku menemukan senyum itu ditempat yang aku sendiri tidak pernah membayangkannya meski aku tak sendiri disaksikan beberapa darinya. Aku bersyukur senyumnya dapat kembali menerangi sisi gelap ini, meski aku tahu ini tak akan lama jika aku hanya berharap pada senyum yang tak abadi ini. Karena sudah hukumnya jika perjumpaan akan diakhiri dengan perpisahan. Entah itu abadi, singkat atau hanya ilusi yang sampai saat ini aku hanya terus menuliskan apa yang aku rasakan, yang terjadi dan apa yang akan ku lakukan kelak. Karena sejatinya hanya pada Tuhan (Allah SWT) tempat hati ini berlabuh dan hanya pada-Nya lah sudah seharusnya rindu yang berlebih ini disampaikan. Yang terkadang masih saja aku merasa seperti dibayang-bayangi senyum itu. Wajarsalah sifat manusiawi ku saat ini.

Sunday 25 November 2012

...Anda yang menilai

Kemarin hanyalah mimpi yang mungkin sering ditertawai terlebih menjadi gurauan atau bahkan lelucon semata, tapi mimpi ini yang kian hari berjalan menuntun dan memberikan warna yang indah bagai pelangi. Tentu untuk membentuk warna yang indah itu ada yang menyusun dan ada proses terjadinya dibalik keindahannya, layaknya kupu-kupu jelas ada metamorfosis yang membentuk ulat dari telur, yang kemudian ulat tersebut seringkali mendapat ancaman dari sekitarnya yang kemudian membulatkan tekaktnya membungkam dirinya dan membuktikan diri untuk menjadi kupu-kupu yang indah. 
  • [1] PPRI-11 LIPI 2012 
Tak pernah terbesit sedikit dibenakku untuk memantapkan hati berdiri diantara mahasiswa terbaik di Indonesia, mahasiswa-mahasiswa luarbiasa dari kampus-kampus tersohor di negeri ini dengan penelitian-penelitian dan teknologi terbaiknya. Tapi, Allah mengabulkannya lewat ajang PPRI-11 LIPI 2012 dimana Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengundang seluruh mahasiswa terbaik Indonesia yang memiliki Teknologi dan Penelitian untuk beradu dikasta tertinggi event tahunan ini. Aku mensejajarkan diriku dengan mereka, dari 2300 karya yang masuk. LIPI memantapkan pilihannya pada Arliandy P. Arbad (T. Geodesi Undip) untuk menjadi Pemenang Kedua PPRI-11 LIPI 2012. Aku berdiri berdampingan dengan UGM (FK, FMIPA, Fbiologi, FE) yang juga menorehkan prestasi pertama dan ketiga, kampus FE-UI, FT-ITS, F.Psi-UIN Jogja dan beberapa kontingen lain asa Unpad, UB, UNM, UKSurabaya dan ITB yang tentu ambil bagian. Dan tertawakanlah jika aku dulu pernah memimpikan untuk berdiri dengan orang-orang terbaik dari kampus tersebut dengan belajar presentasi didepan kelas, mencoba bicara memakai wireless, belajar membuka salam, belajar menjelaskan sesuatu penelitian tentu itu semua sebelum dosen masuk ^^, tapi aku sadar betul siapa aku dan bagaimana aku mendapatkannya. Aku hanyalah sebagian kecil dari apa yang telah dilakukan oleh orang-orang sebelumku, setidaknya aku bisa memperkenalkan Geodesi kepada orang-orang yang kebanyakan dari mereka memang tidak tahu, ini justru tantangan yang berarti buatku, karena posisiku seorang geodet dipertanyakan disini.

Alhamdulillah Pemenang kedua PPRI-11 LIPI 2012
  •  [2] 260912;19:30 
 Aku selalu ingat apa yang diajarkan betul dalam matakuliah STK, Propet, IUT bahkan sekaliber HIPER yang  sangat luarbiasa yang selalu mengajarkan kesabaran dalam melihat angka tapi aku juga ingat betul angka 260912;19:30 yang artinya tanggal 26 bulan September tahun 2012 pukul 19.30 malam aku dipanggil oleh Panitia penyelenggara keatas panggung di Auditorium Kampus Utama LIPI Jakarta Selatan yang luasnya itu lebih dari 8 kali luas kamar kos ku ^^ hehe, aku bersyukur bisa membawa almamater kampusku diantara warna-warninya almamater yang menghiasi panggung yang super besar itu dengan suhu ruangan sangat dingin.

Pemenang Peneliti Remaja Indonesia-11 2012

Seluruh Peserta, PPRI, NYIA, LKIG, LKIR 2012
 [3] Sesederhana Sang Senyum 

Saturday 15 September 2012

Alhamdulillah. dari UNDIP sampai LIPI, menanti Bali dan Australia

Ini kegiatan ilmiah yang sedang saya jalani, Alhamdulillah berkat kerja keras, do'a dan semangat dari teman, rekan, sahabat, orang tua dan saudara. Akhirnya saya berhasil masuk dalam Grand Finalis PPRI-XI, LIPI 2012 yang diselenggarakan pada tanggal 24-27 Sept. http://www.lipi.go.id/www.cgi?pengumuman&1347526117&1&2012&&ina 

tidak hanya LIPI, LKTIN (Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional) yang diadakan oleh FT, T. Lingkungan Undip, aku berhasil menduduki posisi Finalis, InsyaAllah presentasi pada 13-14 Oktober 2012. http://tlexpodiesnatalis.blogspot.com/

Aku menanti juga pengumuman Paper tentang "Oil Spill" , yang diselenggarakan OSCT Indonesia. Paper ini aku buat dengan tema Pengamatan Remote Sensing Untuk Tumpahan Minyak. Ini Finalis langsung diambil juara I-III dimana akan memperebutkan hadiah 10jt, 15jt dan 25jt, tapi Percaya dehkita harus "MENEMPATKAN PRESTASI DIATAS UANG" karena dengan prestasi uang akan datang dengan sendirinya :)). dimana Juara I akan dibawa Ke Australia, pada saat conference internasional tentang oil and gas (berharap jadi pemateri) :DD. Amin.

Nah beberapa yang lagi aku garap adalah perlombaan LKTIN nya diesnatalis T. Geodesi UGM (tapi keburu ga ya masalahnya 24 Sept deadline nya), InsyaAllah bisa (memotivasi diri sendiri). sama kemungkinan MITI Paper Chalenge dan TICA (Ini pake bahasa Inggris) hehe biar bahasa inggris belum mapan ga ada salah kan kita nyoba :))

mohon do'anya dari teman-teman dan saudara semua, karena lewat tulisan ini saya berbagi, dan do'a dan semangat energi positif dari kalian saya bisa. Allah telah berikan Rezekiny lagi kini bagaimana saya memanfaatkannya agar mendapat hasil terbaik, untuk FT Geodesi, FT Undip dan Universitas Diponegoro. tidak lupa FST (Forum Studi Teknik). ini semua berkat kalian sahabat, teman dan keluargaku yang selalu memberikan do'a dan semangat berupa energi positif. 

nanti akan saya sambung lagi, bagaimana pengalaman saya berkompetisi di level Nasional dengan menyisihkan kompetitor pada saat seleksi penilaian berkas dan administrasi dari seluruh PTN dan PTS di Indonesia. Jazakallah ya Rabb ya Razzaq..