Jika
harus kembali ku ingat, maka banyak sekali ucapan terimakasih yang harus
terucap selama perjalanan dalam mewujudkan mimpi selama kuliah S1 di
Universitas Diponegoro, salah satunya maskapai yang menjadi menu andalan yang
sekaligus pilihan favorit mahasiswa yaitu AirAsia, yang kemudian mengubah
khayalan diatas kertas yag kutempelkan didinding kamar kos menjadi kenyataan
yang harus ku kejar dan segera untuk dituntaskan.
Perjalanan
itu ku mulai dari delegasi mahasiswa Fakultas Teknik untuk EDMAT-34 di
Universiti of Malaya, Kualalumpur hingga menjadi Mahasiswa Berprestasi 1
Universitas Diponegoro dan Mahasiswa Berprestasi 7 tingkat Nasional
se-Indonesia. Ditengah krisis kepercayaan diri para mahasiswa aku bergerak
untuk maju dan terus berfikir “bagaimana aku bisa prestasi” tanpa uang, jauh
dari fasilitas sekolahku dulu yang minim, hingga statusku sebagai seorang anak
rantau. Tepatnya di bulan Juni 2012 aku untuk mengikuti seleksi pertukaran
pelajar mahasiswa Fakultas Teknik Undip dan akhirnya pada bulan Juli aku
dinyatakan sebagai salah seorang delegasi EDMAT-34 di Universiti of Malaya,
yang diikuti oleh Mahasiswa se Asia.
Aku (kiri) beserta 3 orang teman delegasiku dari Undip |
Sungguh
terasa pengalaman yang amat sangat berharga, terlebih kami berhasil mendapat
predikat terbaik disana.
Aku berdiri no.5 dari kiri, diapit temanku Janani (India) dan Hao
(China)
|
Tidak
hanya berhenti di Edmat-34, diawal tahun 2013 aku kembali terbang dengan AirAsia
menuju Penang, dimana pesta Science dan Olimpiade tingkat International di
gelar disana, aku yang menjadi bagian delegasi Indonesia yang diseleksi
nasional oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Aku yang menjadi wakil
Undip (red: Universitas Diponegoro) kala itu menjadi satu kontingen dengan
Universitas Lainnya ada yang berasal dari UGM, ITS bahkan Brawijaya. Saat itu
kami terbang dengan menggunakan AirAsia dimana semua tiket dan reservasi telah
disiapkan oleh LIPI baik tiket pulang dan pergi. Sesampainya di Penang, kami
disambut oleh Konjen (Konsulat Jendral) Penang dan diantarkan menuju Perlis
dimana lokasi I-Envex (International Engineering Innovation and Invention
Exhibition-2013) dilaksanakan.
Aku (kiri) mendapat double achievement yaitu medali perak dan trophy best of the best |
Saat
itu judul penelitian yang kubawakan berkaitan erat dengan konflik di antara
Indonesia dengan negara tetangga yakni tentang pentingnya memhami dan menjaga
batas maritim NKRI. Terlepas dari semua itu, kami percaya Indonesia akan terus
menjadi negara yang besar dan ditakuti di dunia jika sebagai generasi muda
tetap terus berkontribusi untuk bangsa dan negaranya, karena proses ini bukan hanya mengubah hidup seseorang
melainkan juga tentang martabat bangsa dimata dunia. Yang pada malam puncak
inagurasi akhirnya bendera Indonesia bisa dikabarkan.
Berlanjut
di Thailand, Taiwan Hingga Australia perjalanan prestatif ini terus bergulis
dan AirAsia senantiasa menjadi bagian yang mengantarkan perjalanan ini untuk
mewujudkan mimpi yang tertulis diatas kertas yang tertempel lusuh didinding
kamar kos.
Berfoto di KBRI Bangkok bersama selah
seorang bapak di Atase Pensosbud, sebelum bertolak menuju Australia.
|
Perjalanan
dibangkok menginsyaratkan kami untuk terus melakukan riset, tentang kepedulian
kami sebagai generasi muda terhadap virus HIV/Aids, kami berusah menganalisa
tingkat kualitas hidup penderita di tiga negara (Indonesia, Malaysia, dan
Thailand) yang kemudian di tulis menjadi satu kesatuan Jurnal dari disiplin
ilmu yang berbeda, termasuk aku yang menganalisa persebaran tingkat HIV/Aids
kedalam bentuk visual peta sebagai informasi geospasial bagi masyarakat umum.
Kegigihan
tim kami dalam meriset kembali mengantarkanku untuk bertolak ke Australia
memaparkan hasil riset yang telah kami tulis dalam bentuk Jurnal HIV Australian
Medicine Oktober 2013. Saat itulah AirAsia kembali menjadi teman yang
mengantarkan kami menuju negeri Kanguru itu, membawa kami pada stasiun
perhentian mimpi berikutnya.
Berfoto bersama Meilina Xie dan Natalia,
kecerian didalam AirAsia yang mengantarkan kami menjemput mimpi
|
Kini
dan saat ini, terus saja ku goreskan mimpi dan cita-cita itu diatas kertas
lusuh yang meski telah usang termakan oleh zaman dan waktu yang silih berganti.
Aku percaya setiap orang bisa terbang meraih mimpinya meski harus menumpuh
jarak dan menembus ruang serta waktu. Itulah yang membuatku yakin untuk kembali
menjadi presenter research di Korea Selatan pada tanggal 22-23 Agustus. Lagi,
kini kupercayai AirAsia sebagai sahabat bijak untuk mengantarkan ku kembali
menggapai asa yang bertebaran di angkasa, untuk segera dikumpulkan menjadi
serangkaian kisah yang menginspirasi banyak orang.
Sesaat setelah melakukan Issued
Ticket di Counter AirAsia Semarang, Komplek Pertokoan Simpang Lima, AirAsia
T.O.P
|
Tak
terasa mimpi-mimpi yang dulu ku tuliskan, saat awal kuliah dimana untuk pertama
kalinya menginjakkan kaki ini di dunia yang semakin bersaing, yang juga semakin
membuatku untuk terus melangkah, berlari bahkan harus tertatih dengan penuh
semangat nan peluh untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi ini. Tak
terasa mimpi-mimpi yang dulu ku tuliskan, saat awal kuliah dimana untuk pertama
kalinya menginjakkan kaki ini di dunia yang semakin bersaing, yang juga semakin
membuatku untuk terus melangkah, berlari bahkan harus tertatih dengan penuh
semangat nan peluh untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi ini.
Kaist University di Daejon, South
Korea
|
Rasa
percaya diri itulah kembali mengantarkanku untuk menjemput mimpi-mimpi yang
telah ku rajut dulu, dan kini kembali kupeluk mimpi itu bersama AirAsia. Yang
telah membawaku menuju Seoul, Korea Selatan untuk kembali mempresentasikan
hasil penelitianku di Kaist University di Daejon, Korea Selatan dan bisa
berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul.
Berkunjung ke Kedubes RI di Seoul
|
Semua
kisah ini terangkai menjadi satu kesatuan cerita yang luarbiasa untuk
dibagikan. Awal yang tak pernah ku duga, seorang anak dari utara Provinsi
Lampung, tepatnya desa Kelapa VII Kotabumi, Lampung Utara yang kini menjadi
mahasiswa terbaik di Universitasnya. Kisah yang menjadi pengingatku untuk terus
berkarya dan berbagi dari kertas lusuh yang berada disudut kamar.
Saat akan kembali ke Indonesia,
Inceon-Seoul (Korea) menuju KLIA (Malaysia)
|
Saat berada didalam pesawat Airasia
A330-300 menuju KLIA, sebelum Take Off
|
Semoga
ada cerita selanjutnya bersama AirAsia, bisa untuk kembali terbang menuju
kota-kota impian, baik itu ke Nepal, Penang dengan kisah romantisme
prestatifnya, maupun Bali dengan pesona alam dan tradisinya yang luarbiasa.
Terimakasih AirAsia, terimakasih untuk
pengalaman dan rangkaian cerita selama ini.
|
Kisah
inspiratif ini tak terlepas bersama Airasia yang senantiasa konsisten mengajak
setiap orang bisa untuk terbang (Now
Everyone Can Fly) dan mewujudkan impianku dalam merubah perjalanan hidupku.
Terimakasih AirAsia, terimakasih telah membantu mewujudkan mimpi di kertas lusuh disudut kamar, untuk Indonesiaku.
No comments:
Post a Comment