Saturday 30 August 2014

Kertas Lusuh Disudut Kamar, Hingga Mimpi Untuk Indonesiaku.

Jika harus kembali ku ingat, maka banyak sekali ucapan terimakasih yang harus terucap selama perjalanan dalam mewujudkan mimpi selama kuliah S1 di Universitas Diponegoro, salah satunya maskapai yang menjadi menu andalan yang sekaligus pilihan favorit mahasiswa yaitu AirAsia, yang kemudian mengubah khayalan diatas kertas yag kutempelkan didinding kamar kos menjadi kenyataan yang harus ku kejar dan segera untuk dituntaskan.


Perjalanan itu ku mulai dari delegasi mahasiswa Fakultas Teknik untuk EDMAT-34 di Universiti of Malaya, Kualalumpur hingga menjadi Mahasiswa Berprestasi 1 Universitas Diponegoro dan Mahasiswa Berprestasi 7 tingkat Nasional se-Indonesia. Ditengah krisis kepercayaan diri para mahasiswa aku bergerak untuk maju dan terus berfikir “bagaimana aku bisa prestasi” tanpa uang, jauh dari fasilitas sekolahku dulu yang minim, hingga statusku sebagai seorang anak rantau. Tepatnya di bulan Juni 2012 aku untuk mengikuti seleksi pertukaran pelajar mahasiswa Fakultas Teknik Undip dan akhirnya pada bulan Juli aku dinyatakan sebagai salah seorang delegasi EDMAT-34 di Universiti of Malaya, yang diikuti oleh Mahasiswa se Asia.

Aku (kiri) beserta 3 orang teman delegasiku dari Undip

Sungguh terasa pengalaman yang amat sangat berharga, terlebih kami berhasil mendapat predikat terbaik disana.

Aku berdiri no.5 dari  kiri, diapit temanku Janani (India) dan Hao (China)

Tidak hanya berhenti di Edmat-34, diawal tahun 2013 aku kembali terbang dengan AirAsia menuju Penang, dimana pesta Science dan Olimpiade tingkat International di gelar disana, aku yang menjadi bagian delegasi Indonesia yang diseleksi nasional oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Aku yang menjadi wakil Undip (red: Universitas Diponegoro) kala itu menjadi satu kontingen dengan Universitas Lainnya ada yang berasal dari UGM, ITS bahkan Brawijaya. Saat itu kami terbang dengan menggunakan AirAsia dimana semua tiket dan reservasi telah disiapkan oleh LIPI baik tiket pulang dan pergi. Sesampainya di Penang, kami disambut oleh Konjen (Konsulat Jendral) Penang dan diantarkan menuju Perlis dimana lokasi I-Envex (International Engineering Innovation and Invention Exhibition-2013) dilaksanakan.

Aku (kiri) mendapat double achievement yaitu medali perak dan trophy best of the best

Saat itu judul penelitian yang kubawakan berkaitan erat dengan konflik di antara Indonesia dengan negara tetangga yakni tentang pentingnya memhami dan menjaga batas maritim NKRI. Terlepas dari semua itu, kami percaya Indonesia akan terus menjadi negara yang besar dan ditakuti di dunia jika sebagai generasi muda tetap terus berkontribusi untuk bangsa dan negaranya, karena proses  ini bukan hanya mengubah hidup seseorang melainkan juga tentang martabat bangsa dimata dunia. Yang pada malam puncak inagurasi akhirnya bendera Indonesia bisa dikabarkan.

Berlanjut di Thailand, Taiwan Hingga Australia perjalanan prestatif ini terus bergulis dan AirAsia senantiasa menjadi bagian yang mengantarkan perjalanan ini untuk mewujudkan mimpi yang tertulis diatas kertas yang tertempel lusuh didinding kamar kos.

Berfoto di KBRI Bangkok bersama selah seorang bapak di Atase Pensosbud, sebelum bertolak menuju Australia.

Perjalanan dibangkok menginsyaratkan kami untuk terus melakukan riset, tentang kepedulian kami sebagai generasi muda terhadap virus HIV/Aids, kami berusah menganalisa tingkat kualitas hidup penderita di tiga negara (Indonesia, Malaysia, dan Thailand) yang kemudian di tulis menjadi satu kesatuan Jurnal dari disiplin ilmu yang berbeda, termasuk aku yang menganalisa persebaran tingkat HIV/Aids kedalam bentuk visual peta sebagai informasi geospasial bagi masyarakat umum.

Kegigihan tim kami dalam meriset kembali mengantarkanku untuk bertolak ke Australia memaparkan hasil riset yang telah kami tulis dalam bentuk Jurnal HIV Australian Medicine Oktober 2013. Saat itulah AirAsia kembali menjadi teman yang mengantarkan kami menuju negeri Kanguru itu, membawa kami pada stasiun perhentian mimpi berikutnya.

Berfoto bersama Meilina Xie dan Natalia, kecerian didalam AirAsia yang mengantarkan kami menjemput mimpi

Kini dan saat ini, terus saja ku goreskan mimpi dan cita-cita itu diatas kertas lusuh yang meski telah usang termakan oleh zaman dan waktu yang silih berganti. Aku percaya setiap orang bisa terbang meraih mimpinya meski harus menumpuh jarak dan menembus ruang serta waktu. Itulah yang membuatku yakin untuk kembali menjadi presenter research di Korea Selatan pada tanggal 22-23 Agustus. Lagi, kini kupercayai AirAsia sebagai sahabat bijak untuk mengantarkan ku kembali menggapai asa yang bertebaran di angkasa, untuk segera dikumpulkan menjadi serangkaian kisah yang menginspirasi banyak orang.

Sesaat setelah melakukan Issued Ticket di Counter AirAsia Semarang, Komplek Pertokoan Simpang Lima, AirAsia T.O.P

Tak terasa mimpi-mimpi yang dulu ku tuliskan, saat awal kuliah dimana untuk pertama kalinya menginjakkan kaki ini di dunia yang semakin bersaing, yang juga semakin membuatku untuk terus melangkah, berlari bahkan harus tertatih dengan penuh semangat nan peluh untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi ini.Tak terasa mimpi-mimpi yang dulu ku tuliskan, saat awal kuliah dimana untuk pertama kalinya menginjakkan kaki ini di dunia yang semakin bersaing, yang juga semakin membuatku untuk terus melangkah, berlari bahkan harus tertatih dengan penuh semangat nan peluh untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi ini.

Kaist University di Daejon, South Korea

Rasa percaya diri itulah kembali mengantarkanku untuk menjemput mimpi-mimpi yang telah ku rajut dulu, dan kini kembali kupeluk mimpi itu bersama AirAsia. Yang telah membawaku menuju Seoul, Korea Selatan untuk kembali mempresentasikan hasil penelitianku di Kaist University di Daejon, Korea Selatan dan bisa berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul.

Berkunjung ke Kedubes RI di Seoul

Semua kisah ini terangkai menjadi satu kesatuan cerita yang luarbiasa untuk dibagikan. Awal yang tak pernah ku duga, seorang anak dari utara Provinsi Lampung, tepatnya desa Kelapa VII Kotabumi, Lampung Utara yang kini menjadi mahasiswa terbaik di Universitasnya. Kisah yang menjadi pengingatku untuk terus berkarya dan berbagi dari kertas lusuh yang berada disudut kamar.

Saat akan kembali ke Indonesia, Inceon-Seoul (Korea) menuju KLIA (Malaysia)

Saat berada didalam pesawat Airasia A330-300 menuju KLIA, sebelum Take Off

Semoga ada cerita selanjutnya bersama AirAsia, bisa untuk kembali terbang menuju kota-kota impian, baik itu ke Nepal, Penang dengan kisah romantisme prestatifnya, maupun Bali dengan pesona alam dan tradisinya yang luarbiasa.

Terimakasih AirAsia, terimakasih untuk pengalaman dan rangkaian cerita selama ini.Terimakasih AirAsia, terimakasih untuk pengalaman dan rangkaian cerita selama ini.

Kisah inspiratif ini tak terlepas bersama Airasia yang senantiasa konsisten mengajak setiap orang bisa untuk terbang (Now Everyone Can Fly) dan mewujudkan impianku dalam merubah perjalanan hidupku. Terimakasih AirAsia, terimakasih telah membantu mewujudkan mimpi di kertas lusuh disudut kamar, untuk Indonesiaku.

No comments:

Post a Comment