Sunday 4 March 2012

Mau Sukses? Keluarlah dari Zona Nyamanmu!

Menjadi mahasiswa yang belajar giat untuk menyiapkan diri mengikuti berbagai kuis dan ujian, diselingi waktu santai dengan ”ngemil”, sungguh asyik. Hari-hari sepanjang menjalani pembelajaran di perguruan tinggi, menjadi masa rutin yang terus berulang selama sekitar empat tahun, memang terasa nyaman.
 
Apalagi, uang kiriman dari orangtua mengalir lancar.... Namun, apa yang akan kamu lakukan selepas menyandang gelar sarjana? Pastilah harus mencari pekerjaan dengan melamar ke banyak perusahaan atau mulai berwirausaha.
Sepintas perjalanan seperti itu normal saja. Namun bagi mereka yang ingin mencapai kesuksesan lebih dari sekadar menjadi pegawai, cara ikut kerja di perusahaan orang haruslah ditinggalkan. Itu kata Fauzan Rachmansyah, wirausaha muda di Yogyakarta, di depan para mahasiswa dan pelajar SMA yang datang ke acara Xpress 2 eXist ”Pump Up Your Creativity!” 
  
Bahkan, menurut mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, itu, mereka yang akan berwirausaha pun sudah agak telat jika memulainya setelah lulus kuliah. Fauzan tentu enggak sekadar ngecap dan asal ngomong. Ia sudah membuktikan diri dengan kerja keras, yakni bekerja serabutan mulai menjual baju sampai menjadi sopir penyewaan mobil ketika ia kuliah.
 
Kini, ia memetik hasil jerih payah dari apa yang ia lakukan sejak masih menjadi mahasiswa. Dalam usia 26 tahun, Fauzan memiliki dua kafe bernama Kalimilk dengan luas setiap kafe tak kurang dari 1.000 meter persegi. Uang mengalir ke kantongnya setiap hari dari kunjungan para remaja hingga orangtua yang datang ke kafenya untuk minum susu segar aneka rasa dan mencicipi aneka makanan.

 
”Apabila hanya belajar saat menjadi mahasiswa lalu memulai berwirausaha setelah lulus kuliah, saya belum bisa memiliki usaha Kalimilk ini,” katanya.

 
Fauzan mengajak anak muda keluar dari zona nyaman mereka. ”Ayo keluarlah dari sana, carilah tantangan yang akan membuatmu lebih sukses ke depan,” katanya. Ia kemudian menantang mahasiswa untuk menelepon orangtua guna meminta mereka menghentikan kiriman uang mulai sekarang. Hadirin tertawa mendengar tantangan itu. Selain itu, tak ada yang berani mengangkat tangannya saat ditanya siapa berani melakukan itu.

 
Kehadiran Fauzan membuat suasana acara ajang wicara ”Meet Your Idea” hari itu lebih segar. Hadirin terperangah mendengar langkah pemuda itu dalam meniti usaha. Tentu saja, seusai acara, ia menjadi sasaran untuk berfoto bersama.

 
Suasana sama juga terjadi ketika animator Wahyu Aditya tampil setelah Fauzan. Adit, panggilan akrab Wahyu Aditya (31), menceritakan sikap kukuhnya pada talenta hebat yang ia miliki sampai kemudian membawa keberhasilan bagi dirinya.

 
Hobi menggambar
 
Kepada para kaum muda, Adit dan Fauzan menunjukkan bahwa untuk sukses perlu usaha ekstra, yakni kerja keras, kreativitas, dan sikap pantang menyerah. ”Ketika sekolah, yang saya sukai hanya menggambar. Beruntung, ada saja kegiatan yang membuat saya suka datang ke sekolah, yakni membuat dekor untuk acara di sekolah atau dekor di ruang kelas saya,” kata Adit.

 
Bagi orang awam, perilaku Adit yang hobi dan amat suka menggambar sekalipun ia berada di jurusan IPA saat bersekolah SMA Negeri 3 Malang, Jawa Timur, memang aneh. Ia mengaku tidak suka matematika dan hanya suka menggambar ketika berada di sekolah. Namun, sekarang ia menjadi anak muda yang namanya amat dikenal di dunia desain grafis. Salah satu karyanya digunakan oleh perusahaan komputer Lenovo dan Coca Cola yang memesan desain untuk menjadi cover notebook edisi khusus. ”Mereka meminta saya membuat desain khusus untuk notebook edisi khusus,” katanya.

 
Adit sungguh beruntung sebab punya orangtua yang memahami pilihan hidupnya yang sejak kecil berada di antara kertas gambar. ”Ayah saya dokter dan ibu saya pengusaha, tetapi mereka membebaskan, bahkan mendukung keinginan saya memilih berada di dunia seni,” katanya. Ia juga mensyukuri, sekolahnya di SMA Negeri 3 Malang memberi kesempatan ia mengembangkan diri dengan memberikan tugas-tugas membuat dekorasi ruangan dan mengurusi majalah sekolah sehingga menjadi lebih menarik untuk dibaca.
 
(SOELASTRI SOEKIRNO)

No comments:

Post a Comment